onselectstart='return false'>

ABDI

Advanced Breakthrough in Developing Ideas

BAGAIMANA AGAR SAYA (BISA) MAHIR BERBAHASA INGGRIS?

Ada orang yang mengklaim bahwa bahwa belajar bahasa itu soal ketrampilan semata. Yang penting digunakan dan dipraktekkan. Tidak perlu belajar rumus, tidak perlu belajar kaedah. Langsung saja bicara, titik. Alasannya, wong orang gila di London saja bisa ngomong Inggris.  (Aneh juga, kok orang gila dibawa-bawa). Tapi, maaf, saya ingin bertanya (sebaliknya) kenapa banyak orang waras di Jakarta tidak ‘bisa’ berbahasa Indonesia?

Kalau anda bertemu seseorang yang berpakaian rapi, berdasi dan pakai jas tetapi dia berbicara dengan bahasa ‘pasaran’ kemudian anda berjumpa pula dengan seorang yang pakaiannya rada kumal, bertopi caping (kaya yang sering dipakai petani saat ke sawah) dan berselempang handuk putih kecil di bahu (mirip sopir angkot) namun saat dia bicara anda bisa 'lihat' bahasanya begitu teratur dan tertata baik, apa yang ada di pikiran anda? Silakan jawab sendiri aja deh. He…he….

The Beatles yang asli orang Inggris boleh saja bilang (dalam lagunya) ‘she don’t care’. Ingat, menulis lagu terkadang bisa dibuat sedemikian rupa agar terkesan nyentrik, biar ngetop. Tapi apakah anda (baik yang ngefans atau malah yang nggak pernah tahu The Beatles itu jenis makanan apa, ha…ha…) juga akan mengatakan ‘she don’t care’ untuk “dia tidak peduli”? Ayo, jawab yang jujur!

Kalau di Inggris atau Amerika anak-anak tidak harus belajar grammar tapi bisa ngomong fasih dan lancar itu karena mereka lahir di sana, besar di sana, berinteraksi dengan orang-orang yang menggunakan bahasa Inggris 24 jam sehari, tujuh hari seminggu, 365 hari setahun …. Lha, kita yang makan nasi plus tempe, minum kopi pakai gelas (di sana mereka pakai cangkir, lho) hidup di lingkungan orang Jawa, Madura, Batak, Padang, Sunda … ingin bisa speaking fasih? Oh, come on, give me a break. (mohon maaf, bila tidak disebutkan semua suku, ini bukannya diskriminasi. Kalau semuanya saya sebutkan anda akan komentar ‘ah, aku juga bisa nulis kaya begitu … cuma nama-nama suku yang ada di Indonesia thok! He … he….)

Tunggu dulu, jangan anda pikir saya mengatakan itu mustahil. Saya tidak menulis that’s nonsense, kan? Untuk bisa fasih dan lancar itu harus ada caranya, lho!. Mau tahu? Well, menurut saya ada beberapa cara, antara lain :

1.      Pindah dan menetap di Inggris atau Amerika. Kalau anda tak cukup kaya atau kurang beruntung (ada lho orang kaya tapi tak bisa pindah ke Amrik. Boro-boro pindah, minta visa aja nggak dapat!) cobalah ke Australia atau Singapura. Jika anda bukan seorang bisu atau gagu dan bukan pula seorang introvert yang lebih suka memendam rasa ketimbang mengungkapkannya maka saya jamin dalam satu atau beberapa tahun bahasa Inggris anda akan sangat fasih. Tapi, kalaupun hal itu terwujud, saya tetap yakin anda tidak akan bilang ‘she don’t care’ kecuali anda sedang menyanyikan lagu si Beatles.

2.      Tetap di Indonesia tetapi bergaullah (eh, kata ini pakai satu ‘l’ atau dua, ya? Nah, lho, begitu tuh kalau tidak tahu kaedahnya, bingung euy!) dengan orang-orang yang (benar-benar) bisa berbahasa Inggris. Belajar dari (dan berlatih dengan) mereka. Ya, anda tidak harus belajar grammar karena bahasa Inggris mereka memang (sudah) bagus. Tapi usahakan agar anda selalu berada dekat dengan mereka. Kalau bisa ya kaya  tadi, 24 jam sehari, tujuh hari seminggu …. (Anda mau tanya “Apa perlu saya ajak tinggal bersama saya sekalian?” ya? Jawab aja ndiri!). Ini sebenarnya lebih kurang sama dengan yang nomor 1 tadi.

3.      Jika kedua cara di atas tidak bisa direalisasikan maka anda harus belajar. Baca dengan baik, saya tulis B-E-L-A-J-A-R. Bukan langsung praktek atau berlatih (tanpa lebih dulu belajar). Carilah tempat kursus kek, guru privat kek atau apapun namanya. Anda belajar dan pelajari (apa bedanya?!) seperti apa bahasa Inggris itu. Carilah guru atau pembimbing yang memang bisa mengajar anda.

4.      (Baca ini sebagai lanjutan dari no. 3)  *%$@^#???
Maksudnya anda bukan cuma belajar secara teori tetapi juga belajar mempraktekkannya. (Tuh, lagi-lagi belajar dulu baru praktek. Iya dong, apa yang mau dipraktekkan sebelum dipelajari?) Bahasa itu mencakup keterampilan komunikasi. Anda harus latihan berbicara, mendengar, menulis dan membaca. (Kalau ada yang protes mengenai urutannya, saya hanya akan bilang bahwa keempat hal tadi terintegrasi, satu dengan lainnya tidak bisa dipisah, jadi terserah saya –dan lain waktu terserah anda- mau menyebutnya dengan urutan seperti apa. Pokoke harus dicakup keempatnya.  Ok? (kalau anda pakai bahasa Indonesia baca ‘setuju’, jangan ‘o-ka’. Maaf, sekedar mengingatkan, itu bahasa Inggris dengan sebutan ‘owkei’. Hiks….)

Terus terang saya bukan seorang ahli ataupun pakar, apalagi dalam bidang pendidikan. Saya tidak tahu (banyak) tentang methode pengajaran. Apa yang saya tahu dan saya yakini, tidak ada seorangpun berani mengklaim bahwa dia paling tahu cara mengajar, bahwa dia punya metode yang paling bagus dan jitu, bahwa dia bisa membuat orang yang belajar dengannya pintar dan mahir. (Kalau ada yang berani mengklaim begitu maka saya benar-benar ingin katakan that’s bull****!)

Sebuah metode, seberapapun bagusnya, tidak bisa diterapkan sama pada semua orang dengan hasil yang sama. Seorang pengajar tidak bisa (pasti) cocok dengan setiap siswa atau pelajarnya. Itu sebabnya ada ungkapan teaching is like art, mengajar itu seperti seni. Tiap orang memiliki cara dan gaya yang spesifik, yang berbeda.

Demikian pula dengan orang yang belajar, mereka juga memiliki cara, rasa, penilaian, anggapan dan sudut pandang berbeda. Kecocokan dari dua sisi ini, sering diistilahkan dengan chemistry, yang bisa menjadi kekuatan yang menunjang keberhasilan dalam mempelajari sesuatu. Saya katakan ‘yang menunjang’ sebab faktor utama keberhasilannya justru adalah tekad dan keseriusan dan kesungguhan. Istilah kerennya ‘determinasi’.
Itu sebabnya, mempelajari sesuatu itu sama mudah atau sama susahnya, tergantung bagaimana dan dari siapa anda mempelajarinya.

Adapun sebuah iklan, siapapun pengiklannya, pasti sama. Sama-sama terkesan bombastis, sama-sama unjuk keunggulan, sama-sama jual ‘kecap’. (Makanya anda harus tahu lidah anda sendiri sebelum anda membeli ‘kecap’nya).
Kepada anda yang sedang mencari kursus atau guru bahasa Inggris, saya sendiri akan lebih enak mengatakan begini, “Yang itu bagus, si A bagus, si B bagus, yang ini pun bagus.” Jika anda tanya, “Lalu, bagusan pilih yang mana, dong?” Saya jawab, “EZ ENGLISH TRAINING SERVICES!” Kenapa? Karena EZ mengajari anda apa yang tidak diajarkan orang lain!

Have a nice day!