onselectstart='return false'>

ABDI

Advanced Breakthrough in Developing Ideas

BELAJAR GRAMMAR, (MEMANG) PERLUKAH?

Ketika peran bahasa Inggris dewasa ini demikian besar dalam kehidupan maka banyak sekali orang yang berkeinginan atau memimpikan untuk bisa berbahasa Inggris. Mereka menempuh beragam cara untuk mencapai tujuannya tersebut yaitu bisa berbahasa Inggris. Persoalannya adalah, apa yang menjadi ukuran untuk kita katakan bahwa seseorang itu bisa berbahasa Inggris? Apakah mereka yang bisa memahami bacaan ataupun mengerti maksud dari kalimat-kalimat yang didengarnya maka otomatis disebut bisa berbahasa Inggris?

Seseorang bisa disebut memiliki kemampuan berbahasa Inggris manakala ia mampu menyampaikan atau mengekspresikan ide dan pikirannya - baik dalam bentuk tulisan, terlebih lagi dalam bentuk lisan - dengan menggunakan kalimat-kalimat bahasa Inggris.

Kepemilikan kosakata yang banyak - walaupun merupakan modal awal dari seluruh proses merangkai kata untuk membuat kalimat - saja tidak cukup untuk bisa berbahasa Inggris. Seandainya Anda dibekali dengan setumpuk kamus dan ditantang untuk menerjemahkan sebuah teks satu halaman dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris yang baik, apakah Anda akan bisa melakukannya? Belum tentu! Kenapa?

Banyak yang mengatakan bahwa metode terjemahan telah terbukti gagal dan sudah lama ditinggalkan. Mereka menerapkan berbagai metode lain yang kononnya mereka anggap lebih efektif. Pertanyaannya, metode itu gagal di mana dan bagi siapa? Di Indonesia sebagian besar dari kita - kalau tidak mau menyebut seluruhnya - sadar atau tidak, tetap menerapkan metode terjemahan itu saat berkomunikasi. 

Siapapun orangnya yang bahasa aslinya bukan bahasa Inggris, pada dasar dan prinsipnya, pastilah menerjemahkan dari bahasa aslinya ke bahasa Inggris setiap kali ingin mengatakan sebuah kalimat bahasa Inggris. Berbeda halnya dengan English native speaker ataupun English speaking people yakni mereka yang sudah menjadikan bahasa Inggris sebagai bahasa ‘asli’ dengan cara menetap di negara tertentu dalam rentang waktu yang cukup lama dimana mereka tak perlu lagi berfikir bagaimana mengucapkan kalimat-kalimatnya dalam bahasa Inggris. Yang jelas mereka bisa bicara dengan lancar dan fasih meskipun barangkali mereka tidak perlu (atau tak harus) tahu apa itu verbal/nominal, apa itu tense, apa itu modals, apa itu simple, continuous, perfect dan sebagainya. Hal ini mungkin sama seperti kita menggunakan bahasa Indonesia, semuanya berlangsung secara alami (walaupun faktanya kita tidak bisa berbahasa Indonesia dengan baik dan benar karena tidak mengerti kaedah sebab kita tak pernah serius mempelajari kaedah dan tatabahasanya).

Kita dan siapapun yang bahasa aslinya bukan bahasa Inggris, tidak boleh tidak, harus mempelajari kaedah dan aturan karena ia merupakan salah satu cara yang mutlak tidak bisa dihindari agar kita bisa memiliki skill dalam membangun kalimat-kalimat.  Sekali kita bisa kuasai kaedah yang disebut dengan GRAMMAR itu, maka pasti kita dapat membuat dan merangkai kata menjadi kalimat - sepanjang kita ketahui vocabulary nya – dari apapun jua yang ingin kita katakan, kapan dan di mana saja. Inilah jalan, meski bukan bebas hambatan, yang bisa mengantarkan kita menjadikan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua.

Mari kita ambil contoh dengan bacaan di bawah ini.

Saat aku masih di SMP,  bahasa Inggris adalah salah satu pelajaran favoritku. Bu Ratna, sang guru bahasa Inggris, sering menyuruh kami mempraktekkan dialog di depan kelas. Suatu hari, saat aku dan seorang teman sedang mempraktekkan dialog, tiba-tiba Bu Ratna jatuh dan tidak sadarkan diri di mejanya. Kami semua kaget dan ketakutan. Segera saja pihak sekolah memanggil ambulans untuk membawa beliau ke rumah sakit. Selama dua minggu Bu Ratna tidak bisa mengajar. Aku sedih akan hal itu tetapi teman-temanku merasa gembira karena mereka belum mendapat giliran.  Aku tahu  mereka tidak suka bahasa Inggris. Tapi nanti saat Bu Ratna kembali tentunya dia tidak akan lupa siapa yang sudah maju ke depan dan siapa yang belum ….

Bila Anda tidak mengerti kaedah membuat kalimat, bisakah Anda meng-Inggris-kannya? Tidak mungkin bisa. Bagi Anda yang merasa bisa dan yakin bisa, bukankah yang Anda lakukan adalah menerapkan kaedah untuk bisa menjadikan atau mengubah (sekedar mengganti penggunaan istilah menerjemahkan) teks tersebut ke dalam bahasa Inggris? Anda pasti analisa dulu klausa atau kalimatnya; apakah simple, continuous ataupun perfect. Lalu pasti Anda juga cermati apakah jenisnya verbal  atau nominal. Selanjutnya pasti Anda lihat apakah ada penggunaan modal atau tidak. Kemudian tentu saja Anda tidak melupakan bahwa tense nya pasti …, lalu …, terus …. hingga akhirnya Anda bisa menyimpulkan,

Saat aku masih di SMP (simple, non verbal, past tense) = When I was still in Junior High School, bahasa Inggris adalah salah satu pelajaran favoritku (simple, non verbal, past tense) = English was one of my favorit subjects., Bu Ratna , sang guru bahasa Inggris, sering menyuruh kami mempraktekkan dialog di depan kelas. (simple, verbal, past tense) = Miss Ratna, the English teacher, often asked us to practice a dialog in front of the classroom. Suatu hari, saat aku dan seorang teman sedang mempraktekkan dialog, (continuous, past tense) = One day, when a friend and I were practicing a dialog, ….

Bagi Anda yang anti grammar mungkin akan berfikir lalu berkomentar “Wah, kapan mau fasih dan lancar jika untuk membuat kalimat mesti repot seperti itu, harus berfikir dan menganalisa dulu….” Menanggapi ini saya ingin bertanya apakah Anda bisa meng’Inggris’kan bacaan di atas tadi? Jika ya, bukankah yang Anda lakukan persis seperti apa yang saya paparkan tadi??? (Apabila Anda seorang yang jujur maka Anda pasti akan jawab ‘Ya, benar”). Kalau Anda tidak bisa menerjemahkannya, lebih baik Anda tidak berkomentar apapun. Anda ingat bagaimana dulu saat belajar berdiri? Belajar jalan? Belajar menulis, menghitung, membaca, perkalian, pembagian dan seterusnya dan seterusnya? Apakah ada diantara semua itu yang anda langsung kuasai dalam sekejap, semenit, sejam, sehari atau seminggu? Jadi, bila Anda bukan native speaker, tidak mau mempelajari grammar tetapi masih ngotot mau dan ingin bisa berbahasa Inggris dengan baik, fasih dan lancar, maka Anda perlu ciptakan cara dan jalan sendiri yaitu B-E-R-K-H-A-Y-A-L.

Dengan latihan dan praktek terus menerus, kapan dan dimana saja tanpa batas ruang dan waktu (karena latihan bisa dilakukan dengan cara menerjemahkan apa saja yang kita lihat, kita dengar dan kita rasakan) maka proses identifikasi dan analisa seperti di atas akan semakin mudah dan cepat karena kita semakin terbiasa dalam melakukannya. Lalu, kalimat demi kalimat hasil latihan kita itu akan semakin sering kita jumpai dan ulangi, lagi dan lagi dan lagi sampai pada akhirnya banyak ungkapan yang mendarah daging dan bisa kita ungkapkan atau ucapkan tanpa harus berfikir dan menganalisanya lagi. Ini yang kita sebut dengan pembiasaan.

Tentu saja, sebelum Anda mulai dengan berpraktek-ria, Anda harus tahu dan kuasai dulu cara membuat kalimat agar kalimat-kalimat yang anda gunakan dalam berlatih memang merupakan kalimat-kalimat yang baik, standar dan terstruktur. Dan cara itu hanya bisa Anda dapatkan melalui belajar kaedah atau tatabahasa atau dalam istilah Inggrisnya grammar. Jadi, kesimpulannya, belajar grammar (memang jelas) perlu.